Batu Bertikam

Kisah kerajaan Minangkabau juga tak lepas dari kisah sejarah melayu. Bagaimana dua adat boleh terbentuk bermula disini.. dua orang adik beradik perempuan berlainan ayah. Mereka adalah Peratapati si Batang (Datuk Perpatih Nan sabatang) dan Balundan Kei Tamanggungan (datuk Ketemanggungan). Bermula di satu kawasan (medan nan berpaneh) dikatakan kawasan perjumpaan kepala suku. Dimana terdapat satu bekas tikaman keris di batu.


KOMPLEKS BATU BATIKAM
DUSUN TUO
MENURUT TAMBO

INILAH NAGARI (VILLAGE) YANG I SESUDAH PARIANGAN DIBANGUN OLEH CATI BILANG PANDAI DENGAN ANAKNYA DATUK PARPATIH NAN SABATANG, BERIKUT DENGAN EMPAT KOTO YANG LAIN YAITU: BALAI LABUAH, BALAI BATU, KUBU RAJO DAN KAMPAI PILIANG (KELIMA KOTO INI DISEBUT V KAUM) SEBAGAI PUSAT PEMERINTAHAN ADAT BODI-CANIAGO
DENGAN JUNJUNGAN ADATNYA DATUK BANDARO KUNING, BATU INI DITIKAM OLEH DATUK PARPATIH NAN SABATANG PERTANDA SUMPAH SATIAH (SETIA) PENDAMAIAN, SEBAGAI MENGAKHIRI PERSELISIHAN PAHAM DALAM HAL PEMAKAIAN SISTIM PEMERINTAHAN ADAT KOTO PILIANG YANG DICETUSKAN OLEH KAKAKNYA DATUK KATUMANGGUNGAN DENGAN SISTIM PEMERINTAHAN ADAT CANIAGO YANG DICETUSKAN OLEH DATUK PARPATIH NAN SABATANG, DITUTURKAN BAHWA DATUK KATUMANGGUNGAN JUGA MENIKAM SEBUAH BATU DENGAN KERISNYA YANG DITEMPATKAN DI SUNGAI TARAB VIII BATU (BUNGO SETANGKAI – BULAKAN SUNGAI KAYU BATAROK) SEBAGAI PUSAT PEMERINTAHAN KOTO-PILIANG DENGAN PUCUK ADATNYA DATUK BANDARO PUTIH.
SEMENJAK ITU TIDAK BOLEH ADA PERTIKAIAN ANTARA KOTO-KOTO, NAGARI-NAGARI (VILLAGE) YANG MENGAMALKAN SISTIM KOTO-PILIANG DAN BODI CANIAGO, BOLEH SAMA DIPAKAI PADA SETIAP NAGARI (VILLAGE).